Monday 19 November 2007

Surabaya Indah

Pagi ini aku sedang membereskan pakaianku untuk dimasukkan ke dalam

koper. Ayahku memperhatikan dengan wajah sedih karena aku satu-satunya
anak lelakinya harus pergi demi meraih masa depanku. Aku akan tinggal di
Surabaya bersama Tante dan Oomku.
"Papa harap kamu bisa menjaga diri dan berbuat baik, menurut pada Oom
Benny dan TanteLenny.." kata papaku.
Aku hanya diam menoleh menatap papaku yang nampak kurang bersemangat
karena kepergianku, lalu kupeluk papaku.
"Saya tidak akan mengecewakan Papa.." kataku sambil menuju ke pintu.

Aku naik angkot menuju ke terminal bus. Ketika sudah di atas bus, aku
membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya sambil berharap semoga
cita-citaku dapat tercapai. Sesampainya di terminal, aku melanjutkan
dengan naik angkot menuju perumahan mewah di daerah Darmo.
"Apa ini rumahnya..?" kataku dalam hati.
Nomornya sih bener. Maklum aku belum pernah ke rumahnya.
"Gila.., ini rumah apa istana..?" gumamku bicara pada diriku sendiri.

Aku segera menekan bel yang ada pada pintu gerbang. Beberapa saat
kemudian pintu gerbang dibuka. Seorang satpam berbadan gemuk
mengamatiku, lalu menegurku.
"Cari siapa ya..?" tanyanya.
"Apa betul ini rumah Oom Benny..?" tanyaku balik.
"Ya betul.. sampean siapa?" tanyanya lagi.
"Saya keponakan Oom Benny dari Jember."
"Kenapa nggak bilang dari tadi, Sampean pasti Den Welly, kan..? Tuan
sedang keluar kota, tapi Nyonya ada lagi nungguin."

Sekejap aku sudah berada di ruangan dalam rumah mewah yang diisi
perabotan yang serba lux. Tak lama kemudian seorang wanita cantik
berkulit putih bersih dan bertubuh seksi muncul dari ruang dalam. Kalau
kutebak usianya sekitar 35 tahunan, tapi bagikan seorang gadis yang
masih perawan.
Dia tersenyum begitu melihatku, "Kok terlambat Well..? Tante pikir kamu
nggak jadi datang.." ucap wanita seksi itu sambil terus memandangiku.
"Iya Tante.. maaf.." jawabku pendek.
"Ya sudah.., kamu datang saja Tante sangat senang.. Pak Bowo.., antarkan
Welly ke kamarnya..!" perintah Tante Lenny pada Bowo.

Lalu aku mengikuti Pak Bowo menuju sebuah kamar yang ada di bagian bawah
tangga. Aku cukup senang menempati kamar itu, karena aku langsung
tertidur sampai sore hari. Ketika bangun aku segera mandi, lalu berganti
pakaian. Setelah itu aku keluar kamar hendak jalan-jalan di
halamanbelakang yang luas. Ketika sedang asik menghayal, tiba-tiba suara
lembut dan manja menegurku. Aku agak kaget dan menoleh ke belakang.
Ternyata tanteku yang sore itu mengenakan kimono dengan rokok di
tangannya, rupanya ia baru bangun tidur.

"Oh Tante.." sapaku kikuk.
Tante tersenyum, dan pandangan yang nakal tertuju pada dadaku yang
bidang dan berbulu lebat. Badanku memang cukup atletis karena sering
berenang, fitness, dan aku memang mempunyaiwajah yang lumayan ganteng.
"Kamu sudah mandi ya, Wel..? Tampan sekali kamu.." kata tanteku memuji.
Aku kaget bukan main ketika ia mendekatiku, tangannya langsung
mengelu-elus penisku, tentu saja aku jadi salah tingkah.

"Saya mau ke kamar dulu Tante.." kataku takut kalau nanti dilihat Oom
Benny.
"Tunggu sebentar Wel, Tante ingin minta tolong mijitin kaki Tante..,
soalnya keseleo waktu turun tadi.." kata Tante Lenny sambil merengek.
Lalu dia duduk seenaknya, hingga kimono yang tidak dikancing seluruhnya
tersingkap, dan bagian dalam tante terlihat olehku. Gila.., ternyata ia
tidak memakai CD, sempat juga kulihat bulu-bulu tipis di sekitar
kemaluannya seperti habis dicukur.

Aku menahan nafas dan mencoba mengalihkan pandangan, tapi Tante Lenny
yang tahu hal itu malah menarik lenganku dan mengangkat kaki kanannya
menunjukkan bagian yang sakit. Aku terpaksa melihat betis dan paha tante
yang mulus dan padat itu.
"Tolong diurut ya Wel.., tapi pelan-pelan aja ya.." ucapnya lembut.
Terpaksa aku memijit betis tanteku, meskipun hatiku cemas dan bingung.
Apalagi ketika aku mencuri pandang melihat paha dan selangkanganya,
sehingga nampak sekilas bagian yang berwarna merah muda itu. Tanteku
melirik ke arahku sambil tersenyum genit, aku semakin bingung dan malu.

Itu pengalamanku di hari pertama di rumah Oom Benny. Sudah tiga Hari Oom
Benny belum pulang juga, padahal aku ingin bertemu dengannya, sedangkan
tiap malam aku diminta oleh tante untuk menemaninya ngobrol, bahkan
tidak jarang disuruh menemani menonton VCD porno. Benar-benar
gila.Hingga pada suatu malam tanteku merintih kesakitan. Waktu itu tante
sedang nonton TV sendirian.

Tiba-tiba wanita itu memekik, "Achh.., aduh.., tolong Wel..!" keluhnya
sambil memegangi keningnya.
"Kenapa Tante..?" tanyaku kaget dan khawatir.
"Kepala Tante agak pusing.., aduh.. tolong bawa Tante ke kamar Wel..!"
keluh tante sambilmemegangi kepalanya.
Aku jadi kebingungan dan serba salah.
"Saya panggil Pak Bowo dulu ya Tante..?" usulku sambil ingin pergi.
Tapi dengan cepat tanteku melarangnya, "Nggak usah, lagi pula Pak Bowo
Tante suruh ke Pasuruan ngawal barang."

Aku jadi bertambah bingung. Terpaksa kutuntun tanteku untuk naik ke
ruang atas. Tante merebahkan kepalanya pada pelukanku, aku jadi
gemeteran sambil terus menaiki tangga.Sesampainya di dalam kamar, tante
merebahkan tubuhnya yang seksi itu dengan telentang. Aku menarik napas
lega dan bermaksud meninggalkan kamar. Baru saja kubalikkan tubuh, suara
lembut itu melarangku.
"Kamu mau kemana..? Jangan tinggalkan Tante.., tolong pijitin Tante..
Wel..!"
Mendengar itu seluruh tubuhku jadi teringat pesan papa agar menuruti
perkataan Oom dan Tanteku.

Perlahan kubalikkan badan, ternyata tanteku telah melepas kimononya. Dan
kini hanya tinggal CD saja. Tubuhnya yang masih padat membuat nafsuku
naik, payudara yang masih montok dan menantang itu membuat penisku mulai
tegang, karena aku belum pernah melihat keindahan tubuh wanita dalam
keadaan telanjang seperti ini, apalagi tanteku menggeliat perlahan.
Desahan bibirnya yang tipis mengundang nafsu dan birahiku, dan penisku
semakin dibuatnya tegang. Kuberanikan diri melangkah menuju ranjang.

Begitu sampai, tanteku yang pura-pura pusing itu tiba-tiba bangkit, lalu
memelukku dan mencium bibirku dengan penuh nafsu. Wanita yang hipersex
itu dengan cepat melucuti seluruh pakaianku.
"Jangan Tante.., jangan, saya takut.." pintaku sambil mau memakai
pakaianku kembali.
"Kalo kamu menolak, Tante akan teriak dan mengatakan pada semua orang
bahwa kamu mau memperkosa Tante.." ancam tanteku.
Aku hanya terdiam dan pasrah. Wanita itu kembali mencumbuku, diciuminya
dan dijilatinya tubuhku. Begitu tangan halusnya mengenggam penisku, aku
langsung membalas ciumannya dan mulai menjilati payudaranya, lalu
kukulum putingnya yang berwarna merah agak kecoklatan itu. Tanteku
mendesah perlahan.

Selanjutnya kami memainkan posisi 69, sehingga penisku dihisap dan
dikemutnya. Nikmat sekali, kurenggangkan kedua pahanya sambil
kujilat-jilat kemaluannya yang mulai basah itu.
"Ahh.., aahh.., ayo terus jilat Wel..! Jangan berhenti..!" erang tanteku
keenakan.
Rupanya tanteku mengeluarkan cairan dari dalam liang kewanitaannya.
Cairan itu memuncrat di wajahku, lalu kuhisap dan kutelan semua. Aku
semakin terangsang, kujilati lagi kali ini lebih dalam, bahkan sampai ke
duburnya. Kemudian kami berganti posisi, kali ini aku berdiri dan tante
jongkok sambil mengulum penisku yang sudah sangat tegang.

Ternyata tanteku pandai sekali menjilat penis, tidak sampai lima menit
aku sudah keluar.
"Ahh.., ayo Tante.., terus jilat sayang.., acchh..!" desahku sambil
kudorong keluar masuk di mulutnya penisku yang besar ini.
"Tante mau keluar nih.., achh.. yeahh..!" erangku sambil kumuncratkan
maniku di mulutnya.
Tante menelan semua maniku, bahkan masih mengocoknya berharap masih ada
sisanya.

Setelah beberapa saat penisku mulai bangun kembali. Setelah tegang
dibimbingnya penisku masuk ke liang kewanitaannya. Kali ini aku di atas
dan tante di bawah. Agak susah sih, mungkin sudah lama tidak service
oleh Oom Benny. Setelah kepalanya masuk, kudorong perlahan hingga masuk
semuanya ke dalam.
"Ayo Wel..! Gerakin dong Sayang..!" pinta tanteku sambil menggerakkan
pantatnya ke atas dan ke bawah karena ia sekarang berada di bawah.
Akhirnya kudorong keluar masuk penisku dengan gerakan yang cepat,
sehingga semakin keras erangan tanteku.

Beberapa saat kemudian aku sudah ingin keluar, "Aahh..! Tante.., Welly
udah mau keluar.., ahh..!" kataku.
"Sabar Sayang.., Tante sebentar lagi nih..! Yeahh.. ohh.. ahh.., fuck me
Wel..! Kita barengan ya Sayang..? Oh.. yeah..!"
Rupanya tanteku juga hampir orgasme. Rasanya seperti ada yang
memijat-mijat penisku dan kakinya dilingkarkan ke pantatku. Tante
bergetar hebat dan memelukku sambil kemaluannya mengeluarkan cairan yang
menyemprot penisku. Tidak lama aku juga mengeluarkan air mani dan
spermaku di dalam vaginanya. Terasa begitu nikmatnya dunia ini. Akhirnya
kami berdua terkapar lemas.

"Hebat bener kamu Wel.., Tante nggak nyangka baru kali ini Tante
merasakan kenikmatan yang luar biasa..!" tuturnya dengan nafas
terengah-engah.
Aku diam tak menjawab, tapi dalam hati aku merasa bersalah telah
berhubungan dengan tanteku dan takut ketahuan Oom Benny. Tante turun
dari ranjang tanpa busana, lalu dia menyalakan sebatang rokok.

"Bagaimana kalau Oom Benny sampai tahu, Tante..? Saya takut.., saya
merasa berdosa.." kataku lemah.
Tapi tanteku malah tersenyum dan memelukku dengan mesra.
"Asal kamu tidak memberitahu orang lain, perbuatan kita aman. Lagi pula
Oommu itu udah nggak bisa melakukan hubungan badan sejak lama. Dia itu
impotent, Wel..!" tutur wanita tanpa busana yang penuh daya tarik itu.
"Jadi semua ini Tante lakukan karena Oom Benny tidak bisa menggauli
Tante lagi, ya..?" tanyaku.
"Ya. Bukan sekali ini saja Tante melakukan hal seperti ini.., sebelum
sama kamu, Tante pernah melakukannya dengan beberapa teman bisnis Oommu.
Terus terang Tante nggak tahan kalau seminggu tidak disentuh atau
dipeluk laki-laki.." tutur Tante.

Aku jadi geleng kepala mendengar penjelasan tanteku. Lalu aku bergerak
mau pergi, tapi dengan cepat tante menahanku dan mengusap-usap dadaku
yang berbulu.
"Well.., kamu harus bersihkan badanmu dulu.., mandilah supaya segar..!"
ucapnya lembut.
Aku tak menjawab hanya menarik nafas panjang, lalu melangkah ke kamar
mandi. Tubuhku terasa letih namun puas juga.

Begitulah pengalaman di Surabaya yang kualami 6 tahun yang lalu. Dan
sampai saat ini aku telah mempunyai istri dan seorang anak.

No comments: