Monday 19 November 2007

Tante Yohana

Hallo para pembaca yang budiman, sebelumnya saya mau mengucapkan terima
kasih kepada 17Tahun dot com karena kisahku sebelum ini sudah dimuat dan
juga untuk semua respon yang dikirimkan ke e-mail saya. Untuk para
pembaca yang akan membaca kisahku ini dan anda belum membaca ceritaku
yang sebelumnya mungkin cerita ini akan sedikit membingungkan, jadi
lebih baik anda membaca ceritaku yang sebelumnya. Dan selamat membaca.

*****

Kisahku dengan Tante Mira terus berlanjut dengan gaya permainan cinta
yang semakin seru karena baik Tante Mira maupun aku saling mengeluarkan
fantasi masing-masing (akan saya ceritakan lain waktu), hingga pada
suatu saat Tante Mira mengenalkan salah satu temannya yang kebetulan
ketemu disebuah restoran dimall daerah jakarta pusat. Sebut saja dia
Tante Yohana, dia juga wanita chinese yang berumur hampir 50, sebaya
dengan Tante Mira hanya beda 1 atau 2 tahun saja yang sudah ditinggal
suaminya karena wanita lain. Postur tubuhnya juga tidak jauh dengan
Tante Mira, agak gemuk hanya saja Tante Yohana lebih pendek dari Tante
Mira dan wajahnya juga lebih kelihatan tua karena tampak kerutan-kerutan
diwajahnya mungkin terlalu banyak pikiran.

Waktu itu dia sedang jalan sendirian akan makan dan kebetulan ketemu
dengan kami yang akhirnya dia diajak bergabung oleh Tante Mira, dan aku
dikenalkan oleh Tante Mira kepadanya sebagai keponakan jauhnya. Setelah
makan kami melanjutkan perbincangan sambil jalan melihat-lihat barang di
toko-toko yang ada dimall itu. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka
berdua secara bisik-bisik karena aku lihat lirikan Tante Yohana yang
melihat aku sambil senyum-senyum, dan setelah itu dia sering
mencuri-curi pandang melihatku. Setelah lelah jalan-jalan dan hari mulai
sore Tante Yohana akhirnya pulang.

"Oke, Mir. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi
Ferry" kata Tante Yohana sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang
membuat aku tambah bingung dan dia melenggang menuju carcall untuk
memanggil sopirnya.
Sepeninggal Tante Yohana kami menuju food court untuk membeli minum dan
istirahat.
"Fer, menurut kamu Tante Yo gimana?" tanye Tante Mira padaku setelah
membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan meminum minumannya.
"Mmm.. gimana apanya Tante?" jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante
Mira sambil menyedot minuman ringan yang aku pesan.
"Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat
orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah" jawab Tante
Mira agak sewot.
"Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu,
tapi keliatannya orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya
mm.. biasa-biasa aja tuh" jawabku sambil tersenyum.
"Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus
tadi ngomongin apa sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Yohana jadi
aneh sikapnya" tanyaku pada Tante Mira.
"Fer, kamu tahukan kalo Tante Yo itu sudah lama hidup sendiri sejak
pisah sama suaminya. Nah tadi waktu Tante Yo lihat kamu dia langsung
tertarik sama kamu, dan dia nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab
dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh Tante, jadi Tante
terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya. Kamu jangan marah ya,
abis Tante Yo itu suka maksa kalo keinginannya belum kesampaian" jawab
Tante Mira.
"Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak?" tanya
Tante Mira dengan wajah serius.
"Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang
lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia
kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan layani dia" jawabku serius juga.
"Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia" kata
Tante Mira was-was.
"Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante,
sayakan kenal Tante dulu baru Tante Yo" jawabku menghibur Tante Mira
yang terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.
"Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Yo dan lupain Tante
deh" katanya lagi sambil menghembuskan nafas.
"Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa
baik orang kepada saya, jadi Tante tenang saja" jawabku kemudian.
"Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Yo, biar dia nanti hubungi
kamu" kata Tante Mira kemudian.
Setelah itu Tante Mira lebih banyak diam entah apa yang ada dalam
pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang.

Malamnya Tante Yo menghubungi aku lewat telepon.
"Hallo Ferry, ini Tante Yo masih ingatkan?" tanya Tante Yo dari seberang.
"O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?" jawabku sambil
bertanya.
"Tadi Tante Mira sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?" tanyanya
lagi.
"Sudah sih, mm.. memang Tante serius?" tanyaku lagi pada Tante Yo.
"Serius dong, gimana kamu okekan?" tanya Tante Yo lagi.
"Kalo gitu oke dech" jawabku singkat.
Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya kami janjian besok
pagi dilobby hotel "XX" didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih
awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup.
Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja
supaya tidak terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut
karena aku juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku
berdering.

"Hallo Ferry, ini Tante Yo. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik
aja di kamar 888 oke? Tante tunggu ya" kata Tante Yomemberitahukan
kamarnya.
"Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby" jawabku singkat
dan menutup pembicaraan.
Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju
kamar Tante Yo. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Yo membukakan
pintu.
"Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu
mau minum atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan dan
minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja,
jadi sekalian nanti diantarnya" kata Tante Yo sambil mempersilahkan aku
masuk dan menutup pintu.
"Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti
kebanyakan makanan malah bingung" jawabku.
"Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he" jawab Tante Yo
bercanda.

Kemudian Tante Yo duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku
duduk di sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku
mendekati Tante Yo dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Yo merebahkan
kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan kukecup kening Tante Yo.
"Mmm.. kamu romantis ya Fer, pantes Mira suka sama kamu. hh.. sudah lama
Tante nggak merasakan suasana romantis seperti ini" kata Tante Yo sambil
menghembuskan nafas.
"Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat
dan romantisnya cinta, karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya"
jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.
Tante Yo menatapku sendu sambil tersenyum.
"Terima kasih sayang" kata Tante Yo.
Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya.

Kecupanku dibibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas
Tante Yo dengan lembut juga, sepertinya Tante Yo benar-benar ingin
merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya. Kami
saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan
kami. Kugelitik lidah Tante Yo dengan lidahku dan kusapu langit-langit
mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta
lehernya dengan tanganku yang lainnya.
"Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan
merangsang, mm.. kamu memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri
Tante yang lebih dari ini" kata Tante Yo disela-sela ciuman kami dan
berciuman lagi.

Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Yo
bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan
yang dipesan oleh Tante Yo. Setelah pelayan keluar dan Tante Yo
memberikan tip, tiba-tiba Tante Yo menabrak aku dan mendorong aku hingga
terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan
celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari
sarangnya dan langsung diterkam olehnya. Disedot, dikulum dan digigitnya
penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya
tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku.

"Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh" desahku
menahan nikmat yang diberikan oleh Tante Yo padaku.
Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Yo dan seprei kasur yang sudah
mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Yo dari
penisku, kuangkat Tante Yo dan kurebahkan dikasur.
"Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya"
kataku sambil mengecup bibir Tante Yo dan mulai mencumbu Tante Yo
sementara Tante Yo hanya diam saja sambil menatapku dengan sendu.

Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya
sambil kubuka kancing baju Tante Yo satu persatu sambil terus turun
kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua, kuraih pengait BH
yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya terbuka dan ku
lepaskan BH Tante Yo lewat kedua tangannya tanpa melepas baju Tante Yo,
setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Yo, kuciumi
seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum
tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat
dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya
dan terus turun sampai ke perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati
lubang pusar Tante Yo lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok
yang dipakai oleh Tante Yo kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba
paha dan lutut Tante Yo lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai
oleh Tante Yo.

Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante
Yo, dan Tante Yo mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan
mudah lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante Yo sampai
sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya, dan ketika
jilatanku mendekati puting Tante Yo tangankupun mendekati vagina Tante
Yo dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante Yo tangan
dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Yo yang ternyata
sudah basah. Ketika kukulum puting Tante Yo yang sudah berdiri dari tadi
kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu
juga membuat tubuh Tante Yo melengkung keatas.

"Akhh.. Ferry.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali
mempermainkan Tante.. akhh.. ferry enak sekali sayang.. akhh.. gila..
kamu bener-bener gila sayang" teriak Tante Yo histeris sambil tangannya
meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Yo dan aku terus mengulum kedua puting dan
menjilati kedua payudara Tante Yo bergantian. Tak lama kemudian
kurasakan vagina Tante Yo bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar
keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya Tante Yo mendapatkan
orgasme pertamanya.

Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan
langsung kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju
kevaginanya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina
dan kelentit Tante Yo.
"Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu
memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus
sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu sayang.. ahh.. tusuk
yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh..
kamu benar-benar gila" teriak Tante Yo histeris memohon, lalu tubuhnya
mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.

Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku
dengan menyentuhkan jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut
sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya dikelentit Tante Yo.
Tubuh Tante Yo bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti
irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris
sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku.

"Ahh.. Ferryy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras
sayang.. ahh.. sedot itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt.. " jerit
histeris Tante Yo mengantar orgasmenya yang kedua itu.
Dan ketika tubuh Tante Yo sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga
semua aktivitasku dan kulepas celana dalam Tante Yo yang masih sebatas
lulut sehingga lepas semua, lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku
kedalam lubang vagina Tante Yo.
"Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar
Tante istirahat dulu" pinta Tante Yo padaku, tapi aku tidak menghiraukan
permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan
mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Tante Yo.

Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Yo hingga posisi Tante Yo kini
dalam pangkuanku, dan dalam posisi Tante Yo sedang menaik turunkan
pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Yo yang masih
melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting
rok Tante Yo dan kulepas rok Tante Yo dari atas dan kulemparkan juga
entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel
ditubuh Tante Yo lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan
sembarangan. Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga
penisku lebih menggesek dinding vagina Tante Yo.
"Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu
memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali
sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi..
ahh.. Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh" jerit Tante Yo histeris dan
tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan
cairan diliang vagina Tante Yo bertambah banyak dan kurasakan juga
kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Yo.

Lalu kurebahkan tubuh Tante Yo dan terus kugenjot penisku didalamnya
yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Yo tambah bergetar
dengan kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang, lalu
kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya
dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Yo
bergantian dan kedutan-kedutan dinding vagina Tante Yo juga bertambah
kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat aku merasakan
sesuatu yang akan segera meledak keluar.
"Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante" kataku
disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku
dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante Yo.
"Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh..
sudah nggak kuat lagi.. ahh" teriak Tante Yo dan memelukku dengan erat
sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.

Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Yo
yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku
meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat
penisku dalam vagina Tante Yo sehingga ada cairan yang keluar dari dalam
vagina Tante Yo yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih
memainkan kelentit Tante Yo. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan
kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara
erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.

Setelah tubuhku dan Tante Yo mulai tenang kembali, kulepaskan penisku
dari vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang
penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku,
kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Tante Yo
yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia
dapatkan. Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Yo, lalu
kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Yo.

"Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya
tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang,
ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru
sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh
Tante" kata Tante Yo sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.
"Ah Tante Yo bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding
vagina Tante Yo membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat
sekali" balasku sambil kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup
kening Tante Yo, lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk
membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante Yo
dan kamipun saling membersihkan tubuh.

Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu
menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Tante Yo sambil bercakap-cakap
dan bercanda, sedangkan tangan Tante Yo tidak pernah lepas dari
selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas
tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur
untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih
seru lagi. Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante
Yohana dan Tante Mira.

1 comment:

hans said...

jadi pengen nich, buat tante*2 nyang butuh kepuasan dari seorang pejantan tangguh hub H 088210243627