Thursday 15 November 2007

Yang Tak Terlupakan

Cerita ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi
saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada
pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di
Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran
dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada
diri saya. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja
dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus
terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.

Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca.
Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita.
Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya
alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca. Dan ucapan terima
kasih saya kepada 17tahun.com bila cerita sederhana ini dimuat. Sebutlah
nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.

Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai
semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20
tahun). Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Dewi (salah
seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama
kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi
salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan
keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Dewi berikan dan ajarkan
kepada saya.

Hubungan saya dengan Mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan
malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak
Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima
kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Dewi justru sangat menikmati
hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara
kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu
penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi
kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan
bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.

Bagi saya sendiripun Mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik
ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi
beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai
layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam
kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat
mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk
masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling
berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.

Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa
dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda
pasti keesokan harinya Mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan
yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk
mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi.
Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling
menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan
perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan
tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan
berakhir begitu saja.

Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang
sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi
melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu
lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya.
Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya
ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja.
Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu
saya tak meragukan kesetiaannya.

Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Dewi melakukan
kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang
melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari
sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah
satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin
mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan
gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum
tersebut.

Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya
tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Dewi tega menghianati
saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah
tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi
Mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya
tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar
sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua
menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut.
Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala
perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.

Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan
mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini
terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang
pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali
berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Dewi
ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan
detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami
lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking
rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti
selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit
tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu
mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan
tak pernah padam.

Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami
berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan
kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah.
Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil
memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru
hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga
dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa
kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu
yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil
perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya
saja kali ini Mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti
rasa kasihnya kepadaku.

Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki
pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini
usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah
pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di
kampus pun Mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat
kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena
bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang
ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari
yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180
derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan.
Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak
ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas
sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Dewi
seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan
baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut
terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya
sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti
mengerti apa yang saya maksudkan.

Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab,
sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat
kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah
begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya
sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu
bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum
mengenal Mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru Mbak Dewi sendiri
yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau
kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.

Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit
diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air
mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa
hanya Mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling
kucintai, saya mengira hanya Mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf)
liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan
sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan
pesona sexual yang dimilikinya.

Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat
berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan
bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan
membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai
perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk
golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang
sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu
juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai
menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Dewi seakan seperti
terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil
menyemprotkan cairan kemaluannya.

Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Dewi sedang berada di
puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya
relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh
lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya
Mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang
paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8
kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan
orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti
air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang
begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar
terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang
vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak,
rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.

Dengan manja Mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke
kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah.
"Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke
kamar mandi dulu yaa .. cupp ..", bisiknya penuh kemesraan setelah
orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku
yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga
tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya.
"Oooh .. kau luar biasa sekali Dewi .. benar-benar membuatku terangsang
..", ujarku takjub. "O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu
..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin
benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..", bisiknya genit. Dua
menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung
menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu
melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu
membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya
biasanya Mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.

Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat
vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak
selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan
orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku.
Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara
perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya
terlalu cepat.

Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut
keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang
vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat
pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya.
Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot
keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri
dan sebagian sprei tempat tidur. "Fuuhh .. kau keluar lagi Dewi ..
nikmat ya sayang ..". "Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..",
pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas
kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang
basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali
kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Dewi yang
mulai menutup rapat lagi.

"Aaww ..uuhh .. Andy ..", rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku
kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya
kenikmatan. Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali
menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali
tanpa henti. " Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa
keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww ..
ooww ..uuhh .. yaahh .. ", rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya
dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah
mendorong kepala penisku keluar.

Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan
rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Dewi langsung
tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi.
Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang
semakin basah lembab berair. "Wooww .. kau luar biasa sekali Dewi .. mm
.. kau cepat sekali keluar sayang ..", ujarku takjub. "Nngg ..hh ..su
..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang
giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..", rintihnya lemas. "Mmm ..
sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Dewi .. hh ..aku ingin
melihatmu orgasme sekali lagi ..", ujarku gemas sambil kubenamkan
kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya.
"Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..", rintihnya
kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang
vaginanya sampai menekan peranakannya. " Ooohh Dewi .. ahh .. nikmat
sekali sayang ..", erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding
vaginanya yang basah dan rapat. " A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan
sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh
gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..", pekiknya nikmat ketika begitu
singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. "Wooww .. Dewii
.. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali
terangsang sayang..", ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur
kenikmatan.

Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong
batang kelelakianku keluar. " Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah
sayang .. aku sudah lemas sekali ..", rintihnya semakin lemah.
Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona
kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang
mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia
melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu
untuk sesaat. "Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh
..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas
sekali Andy ..", bisiknya masih kelelahan. "Fuuhh .. nanti saja sayang
.. kita istirahat dulu ..", ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega
melihatnya. "Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga
ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..",
bisiknya mesra. "Tapi kau masih letih Dewi .. kau bisa keluar lagi nanti
..", ujarku khawatir. "Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang
.. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..", ujarnya nakal.
"Wooww ..kau nakal sekali Dewi .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata
kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku
puas juga sayang ..", bisikku penuh gairah. Mbak Dewi tersenyum gemas
lalu mencubit pinggulku mesra. "He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat
menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..", bisiknya lembut
penuh gairah.

Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik
menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan
meremat-remat hebat pertanda Mbak Dewi akan segera orgasme kembali.
"Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja
..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..",
pekiknya kuat menahan rasa nikmat. " Keluarkanlah Dewi .. yaahh .. aku
ingin merasakan semburanmu ..sshh .." "A..andy .. sekaraang ..sekarang
.. aakkhh .. oowwhgk ", teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang
kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser
tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas
selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan
memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Dewi
memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat
semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku.
Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan
nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan
indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang
tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup
dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara
ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot
sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.

Kali ini Mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin
megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya
benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia
semburkan. "Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau
menikmatinya Dewiku sayang ..", ujarku puas melihatnya tak berdaya.
"A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku
seperti terkuras Andy ..", rintihnya lemas. " Aku tahu sayang ..
sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..", ujarku mesra. "Ka
..kau bagaimana sa..sayang ..", bisiknya setengah bingung melihatku
masih belum terpuaskan. " Sudahlah Dewi .. tidak apa-apa ..tidurlah ..",
kataku pelan.

Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina
bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara
bergantian. " Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang ..
mmhh ..hh ..hh..", rintihnya perlahan sambil mengatur napas. " Sudahlah
Dewi .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok
..!", bisikku penuh kasih sayang. Dewi mencium bibirku sampai lama
sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya.
Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan
yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah
terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.

No comments: