Ini adalah salah satu hasil terjemahan
bebasku dari karangan yang kuambil dari suatu web. Lain kali mungkin
aku akan kirimkan lagi terjemahanku yang lain. Silahkan menikmati.
***
Seorang anak laki-laki masuk ke dalam suatu
klub sex rahasia yang mempromosikan hubungan seks antar saudara, tetapi
hanya setelah telah berhubungan kelamin saudarinya.
***
Joseph telah lama menantikan malam ini. Semua
orang selalu membicarakan tentang klub itu tetapi tak seorangpun akan
mekatakan secara persisn apa yang ada di dalam klub itu. Banyak issue
yang mengatakan bahwa sering diadakan pesta sex liar untuk anggota
klub.
Pada usia ke 15, ia telah banyak memikirkan
masalah sex. Ia juga telah banyak menjumpai para anggota yang susianya
sebaya dengannya atau sedikit lebih muda. Malam ini dia berniat untuk
mendaftar ke dalam klub itu. akhirnya ia akan menemukan apa yang selama
ini diperbincangkan orang.
Tak seorangpun akan menceritakan kepadanya
tentang maksud mereka masing-masing. Bermacam-Macam pikiran jelek
timbul dikepalanya ketika dia sedang duduk menunggu diluar ruang
pertemuan itu. Sampai kemudian mereka memanggilnya untuk masuk keruang
tersebut. Ruangan pertemuan itu terletak diluar ruang tidur pimpinan
club.
Ia bisa dengar pergerakan dan tertawa genit
yang berlangsung di dalam kamar tersebut. Untuk pertama kali dalam
hidupnya dia mendengar suara wanita seperti itu. Ia melihat pada
dirinya sendiri. Ia telah mengenakan pakaian persis seperti apa yang
telah diperintahkan; sepasang celana dan kemeja, dan telanjang kaki
tanpa mengenakan sepatu.
Shelly adiknya yang berusia 13 tahun melihatnya
ketika dia pergi dan bertanya mau pergi kemana. Dia hanya mengatakan
kepadanya agar tidak mencampuri urusannya dan kemudian pergi tanpa
mengatakan apapun kepada adiknya yang cerewet itu.
Gagasan untuk melakukan pembuatan itu datang
dari para tetangganya. Ia pikir sebaiknya segera bangun dan
metinggalkan tempat itu. Akan tetapi sudah terlambat, piintu telah
terbuka dimana Ralph. Sang pemimpin muncul dihadapannya. Ia berdiri
dengan mengenakan celana pendek memegang topeng Halloween plastik.
Ralph kemudia menghampirinya.
“Buka pakaianmu dan pakai ini.” katanya sambil memberikan topeng itu.
Joseph tidak dapat menolak. Tapi dia ragu-ragu
untuk melepas semua pakaiannya. Ada orang lain disana yang bisa
melihatnya telanjang bulat. Tidak pernah sebelumnya ada orang yang
melihatnya telanjang, kecuali, dia duga suatu ketika Shelly pernah
mengintipnya, tapi dia adalah adiknya sehingga tidak pernah
diperhitungkan.
Ralph melihat keraguannya.
“Jika kamu tidak ingin masuk klub, aku tidak memaksanya.”
“Tidak, aku benar-benar ingin masuk,” kata Joseph segera sambil melepas bajunya.
Ralph tersenum melihatnya. “Bagus, segera buka pakaianmu dan pakai topeng.”
Joseph segera melepas semua pakaiannya, ia
tidak ingin mengambil resiko buat keanggotaan klubnya. Kemudian dia
berdiri didepan Ralph tanpa sehelai benangpun kecuali topeng.
Ralph melihat kebawah kearah lemaluan Joseph dan tersenyum kecil,
“Kita akan memperbaikinya segera, ayo masuk kedalam!”
Joseph mengikuti sang pemimpin masuk kedalam
kamarnya. Laki-laki anggota klub lainnya ikut masuk, Ada 7 orang
didalam kamar itu, semuanya hanya memakai celana pendek. Dan dia segera
melihat bahwa diatas tempat tidur ada anak lain yang juga memakai
topeng, dan selimut menutupi tubuhnya sehingga dia tidak tahu siapa
dia.
“Ini ujian buatmu!” kata Ralph.
Joseph melihat kearah sang pemimpin yang
berjalan ke tempat tidur. “Kamu harus lakukan apa yang kita
perintahkan. Pertama, kepada semua diruang ini, kalian tidak boleh
berbicara apa-apa sampai semuanya selesai.”
Ralph memegang ujung sudut selimut dan
pelan-pelan menariknya. Joseph segera dapat melihat kemulusan kulit
yang hanya dimiliki seorang gadis. Kemudia ketika ia melihat dengan
jelas sepasang bukit dada kecil yang menggairahkan, penisnya pun segera
bangkit. Ia merasa batang penisnya menjadi lebih keras dan lebih keras
lagi ketika melihat semakin banyak bagian tubuh telanjang anak gadis
itu. Gadis cilik itu tiba-tiba merasa malu dan segera menutup sepasang
buah dada kecilnya itu dengan lengan tangannya.
“Kamu harus tetap terbuka jika kamu ingin masuk kedalam klub.” Kata Ralph yang dapat didengar oleh Joseph dengan jelas.
Dan gadis cilik itupun segera menurunkan
tangannyanya. Joseph tiba-tiba mernysadari bahwa ia bukan satu-satunya
yang akan diproses masuk ke dalam klub malam ini.
“Kemari kamu.” Kata Ralph kepada Joseph.
Joseph segera mendekat dan berdiri disamping
Ralph sehingga langsung berhadapan dengan tubuh telanjang itu. Dari
lekukan tubuhnya itu menunjukan dengan bahwa tubuh anak gadis itu baru
mulai berkembang. Joseph benar-benar terpesona melihat tubuh yang
sangat menggairahkan ini. Ini adalah juga untuk pertama kalinya ia
melihat seorang anak perempuan yang telanjang secara nyata. Ia merasa
akan orgasme hanya kerena melihat kemolekan tubuh gadis cilik ini.
Ralph cukup waspada dengan keadaan Joseph. Dia
tidak mau membiarkan terjadinya kegagalan pada proses upacara ini, maka
segera memberi instruksi yang berikutnya nya. “Aku ingin kamu segera
orgasme diatas dadanya.”
Kedua-duanya Joseph dan anak perempuan saling berpandangan dengan shock.
“Well, kamu sudah berjanji akan mengikuti
perintah kami, segera lakukan itu!” Joseph memang sudah merasakan bahwa
penisnya sudah berdenyut-denyut nikmat sebagai tanda bahwa orgasmenya
sudah tidak lama lagi, segera mengangguk kearah sang pemimpin, kemudian
kembali melihat kearah tubuh anak gadis cilik yang sangat menggairahkan
itu, sambil menggusap-usap batang penisnya.
Si gadis cilik cuman bisa diam
terbengong-bengong tidak tahu harus melakukan apa. Dan gadis itu mulai
tegang dan terangsang melihat anak laki-laki asing yang sedang
melakukan onani didepanya. Tanpa disadarinya, tanganya mengusap-usap
kulit tubuhnya yang mulus, dan beberapa saat kemudian beberapa kali
semburan yang cukup kuat dari sperma Joseph menimpa sepasang bukit
dadanya yang baru mulai mengembang itu.
Kejadian itu membuatnya jijik dan sekaligus
menggairahkan perasaan birahi gadis cilik ini. Cairan sperma berwarna
putih susu yang kental, liat dan lengket itu sepertinya membuat gairah
gadis cilik ini semakin membara, juga kepada anak laki-laki asing yang
demikian bergairah sehingga orgasme hanya karena melihat tubuhnya yang
telanjang bulat itu.
“Ambil sperma itu dan usap-usapkan ke vaginamu
sampai kamu juga orgasme.” Perintah Ralph pada gadis cilik itu. Sekali
lagi keduanya terkejut dan saling pandang. Gadis cilik itu membuka
mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi segera dipotong Ralph. “Ingat
instruksi yang pertama, tidak ada yang boleh bicara!”
Pertama-tama gadis cilik itu benar-benar shock,
akan tetapi kemudian mulai menhikuti perintah Ralph dengan patuh;
meraup cairan sperma didadanya dan mengusapkannya ke vaginanya dan
digosok-gosokkannya ke celah-celah vaginanya. Dia memang pernah
melakukan onani seperti tu, kadang-kadang juga dengan menggunakan
minyak baby oil, tapi tidak pernah terbanyang dalam pikirannya bahwa
dia akan menggunakan cairan sperma untuk beronani sampai orgasme.
Perasaan malu, takut dan bergairah saling berpacu dalam diri gadis
cilik ini tapi segera dilupakannya, dia segera berkonsentrasi untuk
membuatnya mencapai orgasme tanpa perduli lagi bahwa hal itu bisa
membuatnya hamil.
Joseph juga benar-benar menikmati proses untuk
orgasme gadis cilik itu. Penisnya dengan cepat bangkit lagi. Ia kembali
mengocok-kocok batang penisnya lagi, tetapi Ralph segera mencegahnya.
Joseph jadi gelisah dengan berkobarnya kembali gairah seksualnya, tapi
dia menuruti perintah Ralph sambil menikmati pemandangan menggairahkan
dari sesosok gadis cilik dihadapannya itu.
Gadis cilik itu sampai menggigit bibirnya untuk
menahan agar dia tidak mengeluarkan suara. Gejolak gairah seksualnya
benar-benar telah menyelimuti seluruh tubuhnya. Tubuhnya bergetar
ketika setapak-demi setapak dia mencapai puncak orgasmenya.
“Perhatikan baik-baik,” kata Ralph kepada
Joseph. “Usahakan sekuatnya untuk menahan spermamu sampai waktunya
nanti kau masukkan kedalam vaginanya dan jadilah ayah dari anak
bayimu.”
Pernyataan Ralph semakin meningkatkan gairah
seksual gadis cilik itu sehingga akhirnya dibarengi dengan keluhan agak
keras, tubuh gadis cilik itu mengejang dan bergetar ketika dia mencapai
puncak orgasmenya. Beberapa saat kemudia tiubuh itu tergoleh lemas.
“Sekarang aku ingin kamu mengambil keperawanannya seperti juga dirinya mengambil keperjakaanmu.”
“Hah?” seru gadis cilik dari balik topengnya. Matanya melotot lebar ketakutan.
Joseph tidak berkata apa-apa selain memandang
Ralph dengan penuh keraguan. Ralph hanya mengibas-ngibaskan jarinya
pada mereka berdua dan berkata lagi, “Kamu benar-benar ingin di menjadi
anggota klub, ya kan?” kedua pasang remaja cilik itupun saling pandang
dan kemudian mengangguk hapir bersamaan.
Gadis cilik segera membuka pahanya, yang
memberikan tanda kepada Joseph bahwa dia sudah siap. Joseph melihat
vagina cilik itu berkilat basah oleh cairan spermanya. Pemandangan itu
benar-benar semakin meningkatkan gairahnya, sehingga dengan ragu-ragu
diusapnya dengan lembut bagian paling rahasia dari gadis cilik ini.
Mereka saling pandang, tapi masing-masing tidak bisa melihat perubahan
mimik wajah mereka yang tertutup topeng.
Selama ini Joseph tidak pernah menyentuh
seorang gadis, ini pengalaman pertamanya bersama gadis cilik ini,
demikian pula si perawan cilik ini. Benar-benar detik-detik yang sangat
mendebarkan buat keduanya ketika penis Joseph ditempelkan dan ditekan
di gerbang liang kecil vagina itu. Tubuh mereka berdua bergetar seiring
dengan deru napasnya yang semakin cepat. Sampai Gadis cilik itu
mengerang tertahan ketika pelahan-lahan ujung penis Josep yang bulat
melesak masuk keliang sempit itu.
Joseph juga mengerang pelan ketika merasakan
jepitan kuat diujung penisnya. Pemuda itu jadi semakin bersemangat
menekan penisnya sampai tiba-tiba dia merasa ujung penisnya menabrak
dinding keperawanan gadis cilik itu. gadis cilik ini ternyata juga
masih perawan tulen seperti juga dirinya.
Joseph benar-benar berjuang keras, disamping
berusaha keras menjebol keperawanan gadis cilik ini, dia juga berusaha
sekuat tenaga menahan agar spermanya tidak muncrat dulu sebelum
menyelesaikan tugasnya. Ini benar-benar perjuangan sulit buat Joseph,
karena jepitan dinding vagina gadis cilik itu begitu kuatnya sehingga
menimbulkan kenikmatan yang sangat luar biasa, yang benar benar tidak
pernah terbayangkan sebelumnya.
Gadis cilik itu juga merasakan perasaan yang
serupa. Disamping rasa sakit, dia juga merasakan kenikmatan yang
teramat luar biasa sehingga dia tidak mampu lagi menahan diri untuk
tidak desisan dan rintihan nikmat yang keluar dari mulutnya. Pinggulnya
sampai terangkat-angkat menahan gempuran penis Joseph.
Sesaat Joseph menghentikan gerakannya. Dia
perlu konsentrasi sejenak untuk segera menyelesaikan tugasnya. Mereka
saling pandang tanpa mengucapkan sepatah katapun. Joseph melihat sorot
mata gadis cilik ini memohon dengan amat sangat agar dia segera
menuntaskan tugasnya. Perawan cilik ini benar-benar sudah pasrah
sepenuhnya untuk menyerahkan keperawanannya apapun yang terjadi.
Joseph menarik sedikit ujung penisnya, kemudian
dengan tanpa memberikan aba-aba dia tekan dengan cepat dan kuat
penisnya, tembuslah benteng keperawanan gadis cilik ini. Pemuda ini
tidak tega memandang mata gadis cilik ini, dia yakin pasti gadis ini
merasakan kesakitan, tapi ini adalah cara yang terbaik yang bisa
diusahakan. Joseph pun terus menekan penisnya sehingga seluruh batang
penisnya tenggelam kedalam liang perawan itu.
Gadis itu sepertinya sudah tidak perduli lagi
dengan rasa sakit yang dideritanya, dengan penuh semangat dipeluknya
tubuh pemuda itu, pinggullnya digerakkan kekiri dan kekanan mengimbangi
gerakan Joseph, sesaat kemudian keduanya menjerit keras hampir
bersamaan ketika keduanya mencapai puncak orgasmenya yang paling
dasyat. Joseph merasakan betapa spermanya berkali-kali menyemprot kuat
didalam liang perawan itu.
Kemudian kedua remaja cilik ini terkulai sambil
berpelukan. Mereka dengan jelas mendengar dengan jelas betapa napas
pasangannya masih memburu seperti baru selesai lari marathon.
Joseph terkejut ketika melihat sekeliling,
Ralph sekarang sudah telanjang bulat sedang ngentot adiknya Cathy
dengan buasnya, demikian pula anggota klub lainnya juga sedang ngentot
dengan pasangannya masing-masing yang dia kenal sebagai keluarga mereka
sendiri.
Tanpa dapat menahan diri lagi, Joseph melepas topengnya sambil berseru, “Apa yang sedang terjadi disini?”
“Joseph?” jerit tertahan gadis cilik dibawahnya. Suara itu begitu sangat dikenalnya.
Dengan penis masih tertanam penuh diliang
vagina gadis dibawahnya ini, dia buka topeng gadis ini. Ternyata dia
adalah Shelly, adik perempuannya sendiri yang baru berusia 13 tahun.
Dia benar-benar tidak memimpikannya untuk berhubungan sex dengan
adiknya sendiri.
“Shelly!” hanya itu yang bisa muncul dari
mulutnya. Kedua bibir mereka kemudian saling berciuman, saling mengunci
dan menghisap dengan ganas, tangan-tangan mereka saling mengelus,
meraba dan mengusap ketubuh pasangannya. Joseph merasakan penisnya
langsung tegang lagi, dan kembali pinggulnya digerakkan naik-turun.
Shelly juga menjadi demikian bergairah, bahkan lebih dari tadi ketika
pemuda itu memerawaninya. Dipeluknya tubuh kakaknya dengan penuh kasih
sayang, dan pinggulnya digerakkan kekiri-kekanan lebih cepat
mengimbangi gerakan pinggul kakaknya.
Kemudian mereka kembali tenggelam dalam arus
birahinya, berhubungan intim dengan ritme yang lebih menggelora. Shelly
sampai orgasme empat kali lagi sebelum Joseph mencapai orgasmenya yang
ketiga. Mereka benar-benar lupa akan keadaan sekelilingnya, dimana
semua anggota klub juga sedang berhubungan intim dengan pasangannya
masing-masing yang sekaligus juga keluarganya mereka sendiri.
Tapi Joseph dan shelly melakukannya bukan hanya
karena dorongan nafsunya, keduanya juga saling mengasihi dan mencintai
sepenuh hatinya.
“Ini adalah rahasia terbesar dari klub ini!” kata Joseph kepada adiknya.
“Ya.” Jawab Shelly, “Ini juga merupakan rahasia
terbesarku, karena akhirnya aku bisa memberikan kasih sayang dan
cintaku kepadamu, Joseph.”
Katanya sambil mengerling manja dan penuh kasih sayang.
Monday, 5 January 2009
The Club
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment