Namaku Andri, sekarang aku lagi kuliah di
salah satu perguruan tinggi swasta di Malaysia. Aku akan menceritakan
pengalaman tak terlupakanku waktu SMU dulu.
Kejadiannya sekitar 2 tahun lalu, ketika aku
masih bersekolah di sebuah sekolah internasional di kuala lumpur
Malaysia. Seperti layaknya sebuah sekolah internasional, banyak sekali
murid-muridnya yang berasal dari luar negeri. Akan tetapi, mayoritas
berasal dari Korea atau yang lebih dikenal sebagai ‘negeri ginseng.
Kisahku bermula ketika ada seorang gadis Korea
yang baru saja masuk ke sekolahku. Namanya Kim Chi, dia baru duduk di
bangku kelas 1 SMP. Tapi biarpun masih kelas 1 SMP, dia sudah memiliki
tubuh seperti seorang gadis berusia 17 tahun lebih. Dengan sepasang
buah dada yang condong ke depan dan bokong yang begitu montok. Saat itu
juga timbullah niat busukku untuk mencumbui tubuhnya yang padat dan
berisi itu.
Tapi untuk dapat menikmati tubuhnya itu, aku harus dekat dengan dia. Maka saat itu juga, kuputuskan untuk berkenalan.
“Halo, namaku Andri.. ” ucapku sembari
menawarkan tanganku. Dia pun menjabat tanganku dan memperkenalkan
dirinya. Setelah cukup lama berbincang, akhirnya kita saling menukar
nomor handphone. Dan sejak saat itu, aku pun sering SMS-an dan juga
teleponan sama dia. Kita pun jadi dekat dan mulai berpacaran.
Minggu-minggu pertama pacaran merupakan
minggu-minggu yang membosankan. Ini disebabkan si Kim Chi masih
malu-malu kucing. Tiap kali aku ingin menciumnya, dia selalu
menghindar. Dan dikalanya tanganku meraba paha ataupun buah dadanya,
dia selalu menarik tanganku. Setelah kuselidiki, ternyata Kim Chi
berasal dari sebuah sekolah khusus perempuan. Di mana tidak ada yang
namanya pria atau lelaki sama sekali. Aku pun heran dan bertanya-tanya
pada diriku sendiri, orangtua macam apa yang mau menyekolahkan anak
perempuannya ke sekolah yang hanya berisikan perempuan saja.
Menurut teman-temannya, selama 6 tahun dia
tidak pernah mengenal yang namanya laki-laki. Ya ampun, pasti dia belum
pernah merasakan yang namanya dicium ataupun dipegang-pegang. Sejak
mendengar cerita tersebut, aku pun memberanikan diri. Aku berkata
padanya,
“Kalau dicium itu enak rasanya, apalagi kalau buah dada dan paha kamu diraba-raba.. ”
Pada mulanya ia menolak dan enggan bibirnya
kucumbui dan tubuhnya kupegang-pegang. Tetapi akhirnya, setelah kubujuk
beberapa kali, Kim Chi pun mau dan ingin mencoba nikmatnya dicumbu dan
diraba-raba. Maka mulai saat itu juga, setiap kali aku dan dia jalan,
pasti ada adegan cium-ciuman dan pegang-pegangan. Aku dan Kim Chi
sangat sering jalan berduaan di KLCC, sebuah shopping mall di Kuala
Lumpur. Dan tempat yang paling aku gemari dari situ adalah di
bioskopnya dan juga di tamannya. KLCC memiliki sebuah taman yang cukup
besar, jadi seandainya tidak bisa melakukan ‘hal-hal’ tersebut di
bioskop, maka taman merupakan tempat kedua paling cocok buat berduaan.
Pertama kalinya aku mendengar Kim Chi mendesah
karena nikmat adalah ketika kami di taman KLCC. Saat itu kebetulan lagi
sepi dan tidak banyak orang yang datang untuk belanja. Jadi kuputuskan
untuk mengajak Kim Chi ke taman dan duduk berduaan di bawah pohon,
tujuannya supaya tidak kelihatan orang lain. Setelah cukup lama
berbincang, aku pun sudah tidak sabar lagi, maka langsung saja kuciumi
lehernya dan menjilati telinganya. Kedua tanganku juga tidak tinggal
diam, tangan kiriku meremas buah dadanya dan tangan kananku menelusuri
roknya sambil mengelus-elus vaginanya. Ia pun mendesah dengan hebatnya,
“Aaah.. Aaah.. ”
Mendengar desahannya itu, aku jadi tambah
bernafsu dan langsung saja kuselipkan jari-jariku ke dalam BH-nya dan
bermain dengan putingnya.
“Ya ampun.. Lembut sekali putingnya.. Begitu menggemaskan.. ” bisikku dalam hati.
Jari-jariku pun kuselipkan ke dalam CD-nya, dan
kurasakan betapa halusnya vagina si Kim Chi. Aku merasakan bulu-bulu
halus yang baru tumbuh, tidak hanya itu, kurasakan pula cairan yang
keluar membasahi vaginanya.
“Aaah.. Aaah.. Andri.. ” desahannya semakin
menjadi-jadi sembari memelukku dengan erat. Ia begitu lemas dan tidak
berdaya, memeluk dan mencium-cium kecil saja yang dapat ia lakukan pada
saat itu.
“Gimana rasanya Chi? Enak kan?” tanyaku
padanya. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya saja dan tersenyum
malu. Kim Chi kelihatan begitu lelah sekali, wajar saja, ini merupakan
pengalaman pertamanya. Pertama kalinya vagina dan buah dadanya
dimainkan seorang laki-laki. Maka kuputuskan untuk mengantarnya pulang
ke rumahnya saja.
“Chi, kamu aku antar pulang ya, kamu kelihatan capek sekali.. ”
Kembali ia diam saja tak mengatakan sepatah
kata pun, hanya menganggukkan kepalanya saja. Aku jadi merasa bersalah
karena telah berbuat demikian pada dirinya, apalagi kita ini baru saja
saling mengenal. Tetapi pemikiranku salah, aku salah besar. Ternyata
setelah kejadian itu, si Kim Chi jadi lebih bernafsu. Dia berubah
menjadi seorang cewek yang nafsuan, yang sangat liar. Setiap kali ada
waktu kosong di sekolah, ketika semua murid lagi pada di dalam kelas,
atau di kala semua orang lagi makan siang di kantin, pastinya si Kim
Chi selalu mengajakku melakukan “hal-hal” tersebut secara diam-diam.
Kamar mandi guru, kelas kosong, ataupun di
kamar mandi cewek. Tempat-tempat ini merupakan tempat-tempat yang
paling digemari Kim Chi buat melakukan ‘hal-hal’ tersebut denganku.
Pokoknya setelah kejadian di taman KLCC waktu itu, Kim Chi jadi lebih
liar dan ganas. Malah ia jadi begitu aktif memainkan penisku. Yang
tadinya tidak tahu sama sekali cara memainkan penisku, jadi sangat
aggresif memainkannya. Ia sangat menggemari kegiatan meremas-remas
penisku. Kim Chi menjadi seorang cewek yang sangat nakal.
Aku pun mulai mengajari dia cara memainkan
vaginanya sendiri ataupun bermain dengan putingnya alias masturbasi.
Bukan hanya itu, aku juga mengajarinya cara berphone sex. Sepertinya
Kim Chi begitu menikmati phone sex soalnya setiap kalinya aku telpon,
dia pasti selalu menanyakanku untuk melakukan phone sex. Karena
keseringan melakukan phone sex dan juga ‘hal-hal’ tersebut, maka aku
beranggapan kalau sudah waktunya gadis Korea ini merasakan sex yang
sungguh-sungguhan. Apalagi sekarang ini, dia sudah menjadi sangat liar
dan aggresif, pasti berhubungan sex dengan dia merupakan hal yang tidak
cukup sulit.
Aku pun terus berpikir, kapan waktu yang paling
bagus buat menghilangkan keperawanan si Kim Chi, dan di mana tempat
yang paling sesuai buat melakukan itu semua. Setelah cukup lama
berpikir, akhirnya aku menemukan jawabannya. Aku baru ingat kalau aku
pernah tanya sama si Kim Chi, kalau dia sudah pernah atau belum dikasih
hadiah ulang tahun sama cowok. Kim Chi pun berkata kalau ia belum
pernah dikasih hadiah ulang tahun sama cowok, dan ia ingin sekali
mendapatkan hadiah ulang tahun dari cowok. Maka kuputuskan untuk
melakukannya pada hari ulang tahunnya, di aparteman temanku yang
kebetulan lagi kosong dan kuncinya dititipkan padaku.
Tibalah hari ulang tahun Kim Chi yang ke 13,
aku pun mengajaknya makan dan jalan-jalan, seperti biasa di KLCC.
Setelah cukup lama keliling KLCC, aku pun bertanya kepada Kim Chi,
“Chi.. Kamu mau nggak ikut aku ke suatu tempat
spesial? Di sana aku sudah nyiapin sebuah hadiah yang sangat bagus buat
kamu.. Kamu bilang kamu ingin banget dapet hadiah ulang tahun dari
cowok.. Biarin aku jadi cowok pertama yang kasih kamu hadiah ulang
tahun.. ”
Kim Chi kelihatan sangat gembira dan setuju
dengan tawaranku. Maka pergilah kami ke aparteman temanku itu.
Sesampainya di sana, aku langsung saja membawa Kim Chi ke kamar yang
sudah kusiapkan. Setelah masuk ke kamar, aku pun mengunci pintu dan
langsung saja menanggalkan semua pakaianku. Aku hanya memakai CD-ku
saja.
“Eh Andri.. Kamu ngapain buka-buka pakaian kamu? Memangnya kamu mau ngapain? Terus, hadiah yang kamu janjikan ke aku mana?”
“Hadiahnya ya ini Chi.. Kita bisa buat yang
gitu-gitu sampai puas.. Plus, biasanya kan kita cuma pegang-pegangan
tapi nggak sampai lihat dalamnya kan? Kamu masa nggak mau liat penisku
bentuknya gimana.. Masa nggak mau liat apa yang ada di balik CD putih
ini.. ”
Dan seperti biasa, ia hanya tersenyum malu
sambil menganggukkan kepalanya. Tapi yang membuatku sangat bernafsu
ialah ketika ia menjulurkan lidahnya sambil menggigit-gigit bibirnya.
Aku langsung menerkamnya dan menariknya ke tempat tidur. Kubuka kancing
bajunya satu demi satu dan juga roknya sehingga ia hanya memakai BH dan
CD saja. Betapa indahnya pemandangan pada saat itu, apalagi BH dan CD
yang dipakai Kim Chi jenis BH dan CD yang transparan atau tembus
pandang. Aku bisa melihat puting dan juga vaginanya secara samar-samar.
Aku langsung menuju ke buah dadanya yang sangat menggiurkan dan
menanggalkan BH yang dipakainya.
“Wah.. Indah sekali buah dadanya.. Begitu putih
dan mulus.. Padat berisi sekitar 34-B. ” Dengan puting yang sangat imut
dan masih berwarna merah jambu. Langsung saja kuciumi dan kujilati buah
dadanya yang sangat lezat itu. Aku juga menyempatkan untuk menggigit
putingnya yang ternyata begitu kenyal dan nikmat. Ia mendesah dengan
hebatnya,
“Aaah.. Ooohh.. “, sambil menarik-narik rambutku.
Setelah puas mengulum buah dadanya, aku pun
turun ke perutnya. Kembali kuciumi dan kujilati perutnya itu. Ia
menggelinjang karena kegelian dan semakin menarik rambutku. Aku turun
dan turun hingga ke vaginanya. Kuarahkan lidahku ke clitorisnya dan
memainkannya seenakku. Kim Chi pun kembali mendesah sembari menarik
rambutku, namun kali ini desahannya begitu keras,
“Oooh.. Aaah.. Andri.. Oh yeah.. Aaah.. Jangan berhenti.. ”
Desahannya tersebut membuatku semakin bernafsu,
membuatku mempercepat permainan lidahku pada clitorisnya. Ia pun
mendesah lagi dan nampaknya akan segera menyemprot. Dan betul dugaanku,
cairan asin menyemprot ke mukaku yang sedang menjilati vaginanya. Kim
Chi pun kelihatan lemas sekali setelah kulakukan foreplay pada dirinya.
Namun demikian, aku tidak ingin sampai di situ
saja. Aku menyuruhnya untuk mengulum penisku. Ia pun menurut dan
langsung menggenggam penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
“Oh yeah.. Oohh.. Chi.. Oooh.. Nikmat sekali..”
Ia begitu pintar memainkan penisku.
Diputar-putar, dijilat-jilat, terus dicelupin ke mulutnya. Bukan hanya
itu, ia juga bermain dengan kedua bijiku.
“Pintar sekali ini cewek..”, ujarku dalam hati. Ia menyedot dan juga menjilati kedua bijiku dengan variasi yang berbeda.
“Oooh.. Oooh.. Oh yeah..”
Aku pun akhirnya keluar dan menyemprotkan semua
spermaku ke dalam mulutnya. Karena baru pertama kali melakukan ini, Kim
Chi menelan habis semua spermaku. Ia merasa jijik dan ingin muntah
setelah menelan semuanya. Aku hanya bisa tertawa melihat ekspresi
wajahnya yang begitu polos dan lugu.
Setelah cukup lama berbaring di atas ranjang,
Kim Chi pun menyuruhku mengantarnya pulang, apalagi hari sudah hampir
malam dan orangtua Kim Chi pasti mencarinya. Akan tetapi, aku belum
mengijinkannya untuk pulang.
“Chi, kamu mau ke mana? Jangan buru-buru.. Aku masih ada satu lagi hadiah ulang tahun buat kamu..”
Ia pun heran dan bertanya-tanya. Aku hanya menyuruhnya menutup matanya saja.
“Inilah kesempatanku untuk merasakan vaginanya dan menghilangkan keperawanannya.. “, bisikku dalam hati.
Dan tanpa basa-basi, aku dengan perlahan
memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Kim Chi pun kaget
dan membuka matanya, ia mau melepaskan diri dan menghindar. Tapi aku
menahannya dan membisikkan arah telinganya,
“Chi.. Kamu jangan takut.. Apa pun yang akan terjadi, aku tetap sayang sama kamu dan akan bertanggung jawab..”
Kim Chi pun hanya dapat menangis kesakitan
ketika kumasukkan seluruh batang penisku ke dalam vaginanya. Dan di
situ juga, kusaksikan darah mengalir dari liang vaginanya. Aku telah
menghilangkan keperawanannya.
Kurasakan dinding-dinding vaginanya yang begitu
hangat menjepit penisku. “Oooh.. Aaahh..” Nikmat sekali rasanya. Kim
Chi hanya dapat menangis dan menangis, karena keperawanannya telah
hilang. Aku pun kembali mengecup keningnya dan berkata,
“Chi.. Aku nggak akan meninggalkan kamu.. Aku
akan bertanggung jawab.. Kamu jangan nangis ya..” Ia mengangguk dan
menurut saja.
Keesokan harinya aku mengantar Kim Chi ke
rumahnya. Setelah itu aku berkata padanya kalau aku enggak akan
ninggalin dia. Tapi aku berbohong, aku belum siap untuk semua ini. Aku
belum siap menjalin hubungan seperti ini.
Aku pun berbohong kepada Kim Chi dan mengatakan
kalau aku akan balik ke Indonesia dan tidak akan kembali lagi. Ia
mencoba menelponku dan juga mengSMSku. Tapi aku sudah terlanjur
membuang kartu telponku dan menukarnya dengan yang baru. Aku pun pindah
ke kota lain, kota yang jauh dari Kuala Lumpur, kota yang jauh dari Kim
Chi.
Aku begitu menyesal dengan apa yang telah
terjadi. Tidak kusangka nafsu seorang pelajar kelas 3 SMU yang
berlebihan, bisa menghancurkan masa depan seorang gadis yang masih
duduk di bangku kelas 1 SMP. 2 tahun telah berlalu, dan aku pun tidak
mengetahui kabar terbaru dari Kim Chi. Aku harap dia baik-baik saja.
Kisahku memang kampungan dan terlampau kuno.
Tapi aku baru sadar, nafsu yang terlalu berlebihan tidaklah baik.
Melakukan hubungan sex dengan gadis Korea memanglah nikmat, dan kuakui
itu memang cita-citaku dari dulu. Tapi akibat nafsuku yang berlebihan
itu, semuanya menjadi begitu fatal.
Tuesday, 6 January 2009
Nikmatnya Produk Korea
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment